Berikut adalah daftar pemeriksaan di Lab Medis Sudarma
Pemeriksaan
Darah dan Cairan Tubuh
- Darah Kultur Aerobic Konvensional
- Darah Kultur Aerobic 2 Sisi
- Pleura Kultur Konvensional
- CSF (Cairan Serebrospinal) Kultur Aerobic Konvensional
Saluran Kemih dan Genetalia
- Urine Kultur Konvensional
- Urethra Swab Kultur Konvensional
- Vagina Swab Kultur Konvensional
Saluran Pernafasan
- Usap Tenggorok Kultur / Usap Hidung Selain C. diphteriae Konvensional
- Sputum Kultur Konvensional
Luka / Kulit / Abses / Jaringan
- Pus / Eksudat Kultur Aerobic Konvensional
- Jaringan Kultur Aerobic
Gastro Intestinal
- Faeces / Rectal Swab Kultur Konvensional
- Pengecatan Toluidine Blue (Helicobacter jaringan)
Methicillin‐Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
- Screening
Mikroskopis Bakteri
- Pewarnaan Gram
- Pewarnaan GO
- Pewarnaan Bacterial vaginosis
- Pewarnaan Ziehl-Neelsen (Sputum)
- Pewarnaan Ziehl-Neelsen (Jaringan)
- Sediaan langsung Trichomonas sp
- Pewarnaan Gram Twort
Kultur
- Jamur Kultur Konvensional
Mikroskopis Jamur
- Pewarnaan KOH
- Pewarnaan Indian INK
- Pewarnaan Lactophenol Cotton Blue
- Jamur Kultur Konvensional
- Pewarnaan Periodic acid-Schiff (PAS)
- Pewarnaan Gomori’s Methenamine Silver (GMS)
- Pewarnaan Haematoxylin and Eosin (H&E)
- Pewarnaan Alcian Blue & PAS (Cryptococcus)
- Pewarnaan Giemsa Jaringan
- Pewarnaan PAS Mc-Manus
Rectal Swab
Kuman yang diperiksa dalam rectal swab antara lain adalah Eschericia coli pathogen, Shigella spp, Vibrio cholerae, Salmonella spp, dan Staphylococcus aureus.
Gambar Eschericia coli pada media EMB (Eosin Methylene Blue) Agar.
Gambar Amies Transport Medium untuk pengambilan spesimen Rectal Swab.
Kultur Jamur
Kultur jamur adalah penanaman spesimen pada media khusus yang bertujuan untuk mendeteksi jamur pada bagian tubuh yang terinfeksi. Sampel dapat berupa apa saja yang diduga mengalami infeksi jamur seperti darah, kulit, kuku, atau jaringan.
Pewarnaan KOH
Pewarnaan KOH adalah teknik pewarnaan sederhana yang berfungsi untuk menegakkan diagnosis infeksi jamur pada kulit, Pemeriksaan ini menggunakan Kalium Hidroksida (KOH) 10% untuk menghancurkan debris sehingga tinta parker yang berwarna blue black dapat mewarnai jamur seperti yeast, hyphae, dan spora.
Gambar jamur dengan pewarnaan KOH pada pembesaran 400x, ditemukan adanya bentukan hyphae.
Pewarnaan Lactophenol Cotton Blue
Pewarnaan Lactophenol Cotton Blue (LPCB) adalah pewarnaan sederhana untuk mewarnai jamur, LPCB terdiri atas cotton blue, asam laktat, gliserol, dan Phenol. Phenol berfungsi untuk mematikan jamur, Glycerol untuk mengawetkan preparat dan mencegah presipitasi dari cat, asam laktat berfungsi untuk mempertahankan struktur jamur serta membersihkan jaringan, dan Cotton blue berfungsi untuk mewarnai jamur menjadi biru.
Gambar jamur dengan pewarnaan LPCB pada pembesaran 400x, ditemukan adanya bentukan hyphae.
Pewarnaan KOH – Chicago Sky Blue
Tinta parker pada pewarnaan KOH diganti dengan reagen Chicago Sky Blue (CSB) sehingga bentukan jamur dari kerokan kulit dapat terwarna dengan lebih baik.
Gambar jamur dengan pewarnaan KOH – CSB pada pembesaran 400x, ditemukan adanya bentukan hyphae pada sampel kerokan kulit.
Gambar jamur dengan pewarnaan KOH – CSB pada pembesaran 400x, ditemukan adanya bentukan hyphae pada sampel kerokan kulit.
Gambar jamur dengan pewarnaan KOH – CSB pada pembesaran 400x, ditemukan adanya bentukan hyphae pada sampel kerokan kulit.
Mikroskop Phase Contrast
Laboratorium Medis Sudarma mempunyai mikroskop phase contrast yang lebih canggih dibandingkan mikroskop bright field biasa. Mikroskop phase contrast adalah teknik mikroskop optik yang mengubah pergeseran fasa cahaya yang melewati spesimen transparan menjadi perubahan kecerahan pada gambar. Pergeseran fase itu sendiri tidak terlihat, namun menjadi terlihat saat ditampilkan sebagai variasi kecerahan.
Gambar Kultur Microsporum gypseum dengan pewarnaan Lactophenol Cotton Blue dilihat dengan Mikroskop Bright Field pada perbesaran 400x.
Gambar Kultur Microsporum gypseum dengan pewarnaan Lactophenol Cotton Blue dilihat dengan Mikroskop Phase Contrast pada perbesaran 400x.
Pewarnaan Indian Ink (Pewarnaan negatif)
Pewarnaan Indian Ink adalah pewarnaan yang tidak langsung mewarnai mikroorganisme melainkan mewarnai latar belakang preparat menjadi gelap.Sediaan pada object glass ditambahi dengan zat warna kemudian ditutup menggunakan cover glass.
Pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS)
Pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) adalah pewarnaan yang umum dilakukan untuk mendiagnosis jamur. Jamur yang tidak terwarnai oleh pengecatan Haematoxylin & Eosin (H&E) biasanya dapat terwarna dengan pengecatan PAS. Pewarnaan PAS berfungsi untuk menegaskan dinding sel jamur, polisakarida serta mucin. Jamur akan berwarna magenta dengan latar belakang berwarna ungu.
Gambar jamur Aspergillus sp dengan pewarnaan PAS pada pembesaran 400x.
Gambar jamur Basidiobolomycosis dengan pewarnaan PAS pada pembesaran 400x.
Pewarnaan Periodic acid-Schiff McManus (PAS McManus)
Pewarnaan PAS McManus adalah pewarnaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya netral mucin, glycogen, dan juga jamur. Jamur akan berwarna magenta dengan latar belakang berwarna ungu kehijauan.
Gambar jamur Basidiobolomycosis dengan pewarnaan PAS McManus pada pembesaran 400x.
Gambar jamur Candida sp dengan pewarnaan PAS McManus pada pembesaran 400x.
Pewarnaan Alcian Blue Periodic acid-Schiff (Alcian Blue & PAS)
Pewarnaan Alcian Blue & PAS digunakan untuk membedakan mucin berdasarkan warna. Alcian blue hanya dapat mewarnai acidic mucin dan tidak bisa mewarnai neutral mucin, sehingga untuk mewarnai neutral mucin harus menggunakan pewarnaan PAS. Hasil pewarnaan Alcian Blue & PAS yaitu Acidic mucin berwarna biru sedangkan neutral mucin berwarna merah, pewarnaan Alcian Blue & PAS juga dapat mewarnai jamur pada jaringan.
Gambar jamur Cryptococcus dengan pewarnaan Alcian Blue & PAS pada pembesaran 100x.
Gambar jamur Cryptococcus dengan pewarnaan Alcian Blue PAS pada pembesaran 400x.
Pewarnaan Gomori Methenamine Silver (GMS)
Pewarnaan Gomori Methenamine Silver (GMS) adalah pewarnaan yang umum dilakukan untuk identifikasi jamur pada cytosmears dan jaringan. GMS memberikan warna hitam pada jamur dan warna hijau pada latar belakang. GMS mewarnai semua jamur pathogen dan non-pathogen serta melanin. Mucin dan glycogen mungkin juga ikut terwarnai menjadi coklat.
Gambar jamur Aspergillus sp dengan pewarnaan GMS pada pembesaran 400x.
Gambar jamur Candida sp dengan pewarnaan GMS pada pembesaran 400x.
Pewarnaan Gram Twort
Pewarnaan Gram Twort adalah pewarnaan yang digunakan untuk mendiferensiasi bakteri pada jaringan. Bakteri gram negatif akan terwarnai menjadi merah muda sampai merah, sedangkan bakteri gram positif akan terwarnai menjadi ungu dengan background berwana light blue.
Gambar pewarnaan Gram Twort pada pembesaran 1000x dengan minyak imersi, tampak bakteri gram positif dan negatif.
Pewarnaan Ziehl-Neelsen (ZN) Jaringan
Pewarnaan Ziehl-Neelsen (ZN) jaringan adalah pewarnaan yang digunakan untuk mendeteksi bakteri tahan asam (BTA) dengan sampel berupa jaringan. Pemeriksaan ZN merupakan pemeriksaan sederhana untuk mengidentifikasi adanya Mycobacterium tuberculosis atau BTA dalam jaringan.
Gambar Pewarnaan Ziehl-Neelsen (ZN) pada jaringan dengan pembesaran 1000x dengan minyak imersi.
Gambar Pewarnaan Ziehl-Neelsen (ZN) pada jaringan dengan pembesaran 1000x dengan minyak imersi.
Pewarnaan Giemsa
Pewarnaan Giemsa adalah gold standard untuk pemeriksaan malaria. Selain dapat digunakan untuk mendeteksi parasit, pewarnaan Giemsa juga dapat digunakan untuk mewarnai jamur dan bakteri dengan sampel berupa jaringan.
Gambar double infection antara Candida sp dan bakteri dengan pewarnaan Giemsa pada pembesaran 1000x dengan minyak imersi.
Pewarnaan Toluidine Blue
Pewarnaan Toluidine Blue adalah pewarnaan yang digunakan untuk mewarnai komponen dalam jaringan seperti mast cells, mucin, dan cartilage. Pewarnaan Toluidine Blue juga dapat digunakan untuk mewarnai Helicobacter pylori dengan sampel berupa jaringan.
Gambar Helicobacter pylori dengan pewarnaan Toluidine Blue di jaringan pada pembesaran 1000x dengan minyak imersi.
Gambar Helicobacter pylori dengan pewarnaan Toluidine Blue di jaringan pada pembesaran 1000x dengan minyak imersi.
Pewarnaan Gimenez
Pewarnaan Gimenez adalah pewarnaan khusus yang digunakan untuk mewarnai bakteri pada jaringan. Pewarnaan ini dapat digunakan untuk mewarnai bakteri yang tumbuh lambat atau fastidious.
Basic fuchsin dengan fenol dan etanol dapat mewarnai bakteri menjadi magenta sedangkan counterstain malachite green memberikan latar belakang biru-hijau pada latar belakang.
Gambar Helicobacter pylori dengan pewarnaan Gimenez di jaringan pada pembesaran 1000x dengan minyak imersi.
Pewarnaan Wade Fite
Teknik pewarnaan Wade-Fite adalah pewarnaan khusus modifikasi dari pewarnaan Ziehl-Neelsen untuk mewarnai Mycobacterium leprae pada jaringan.
Gambar Mycobacterium leprae dengan pewarnaan Wade Fite di jaringan pada pembesaran 1000x dengan minyak imersi.
Pewarnaan GMS-H&E
Pewarnaan GMS-H&E adalah pewarnaan khusu yang digunakan untuk mendeteksi jamur dalam jaringan yang dimodifikasi dengan pengecatan H&E sehingga reaksi jaringan dapat terlihat.
Gambar jamur Candida sp dengan pewarnaan GMS-H&E pada pembesaran 400x.
Pewarnaan GMS-Phloxine Tartrazine
GMS Phloxine Tartrazine akan mewarnai jamur menjadi hitam dengan latar belakang berwarna kuning, selain itu pewarnaan ini dapat mewarnai red blood cell (RBC) menjadi merah sehingga dapat membedakan dengan mudah antara yeast dan RBC.
Gambar jamur Candida sp dengan pewarnaan GMS-Phloxine Tartrazine pada pembesaran 400x.
Pewarnaan GMS-Masson’s Trichrome
Pewarnaan GMS-Masson’s Trichrome mewarnai jamur menjadi hitam, kolagen berwarna hijau, otot berwarna merah, dan RBC berwarna merah.
Gambar jamur Candida sp dengan pewarnaan GMS-Masson’s Trichrome pada pembesaran 400x.
Pewarnaan GMS-Van Gieson
Pewarnaan GMS-Van Gieson mewarnai jamur menjadi hitam, kolagen berwarna merah, nukleus akan berwarna cokelat dan jaringan lain berwarna kuning.
Gambar jamur Candida sp dengan pewarnaan GMS-Van Gieson pada pembesaran 400x.
Pewarnaan Masson’s Trichrome
Pewarnaan Masson’s Trichrome adalah pewarnaan jaringan yang digunakan untuk melihat kompnen jaringan ikat. Inti sel berwarna biru dengan kolagen berwarna hijau, otot dan sel darah merah berwarna merah.
Gambaran histologi Large Bowl dengan pewarnaan Masson’s Trichrome pada pembesaran 400x:
A. Otot, B. Sel darah merah, C. Kolagen
Pneumocystis jirovecii
Pneumocystis jirovecii adalah jamur penyebab infeksi jamur oportunistik di sistem respirasi. Berdasarkan susunan RNA nya Pneumocystis diklasifikasikan ke dalam ascomycetes dan tidak bisa dikultur. Jamur ini biasanya menyerang orang dengan immunocompromised dan bisa menyebabkan kematian.
Gambar Pneumocystis jiroveci dengan pewarnaan GMS di jaringan pada pembesaran 1000x dengan minyak imersi..
Phaeohyphomycosis
Phaeohyphomycosis adalah infeksi yang disebabkan oleh sekelompok jamur “dematiaceous” atau “melanized”. Jamur ini dibedakan berdasarkan melanin (faktor virulensi) di dinding selnya. Jamur masuk ke tubuh dengan cara inhalasi karena jamur ini ubiquitous di lingkungan. Manifestasi k linis infeksi ini dapat termasuk infeksi lokal yang dalam, infeksi paru, dan infeksi otak yang dikaitkan dengan angka kematian yang tinggi. Diagnosis teknik molekuler belum dapat menggantikan histologi dan kultur sebagai alat diagnostik utama (Arcobello & Revankar, 2020).
Gambar Phaeohyphomycosis dengan pewarnaan H&E di jaringan pada pembesaran 1000x dengan minyak imersi.
Gambar Phaeohyphomycosis dengan pewarnaan PAS di jaringan pada pembesaran 1000x dengan minyak imersi.
Gambar Phaeohyphomycosis dengan pewarnaan GMS-H&E di jaringan pada pembesaran 1000x dengan minyak imersi.
Gambar Phaeohyphomycosis dengan pewarnaan GMS di jaringan pada pembesaran 1000x dengan minyak imersi.
Dermatophyte Test Medium (DTM)
Dermatophyte Test Medium (DTM) adalah medium khusus yang digunakan untuk mendiagnosis jamur dermatophyte. Komposisi medium DTM adalah peptone, glukosa, cyclohexamide, gentamicin sulfat, chlortetracycline, phenol red, dan agar – agar. Cycloheximide bekerja sebagai anti jamur kontaminan sedangkan gentamicin dan chlortetracycline berguna sebagai anti bakteri. Medium DTM memiliki pH asam dan berwarna kuning, apabila jamur dermatophyte tumbuh maka pH berubah menjadi basa sehingga menjadikan indikator phenol red akan berubah warna menjadi merah.
Gambar Dermatophyte Test Medium (DTM) Steril.
Buffered Charcoal Yeast Extract (BCYE) Medium
Buffered Charcoal Yeast Extract (BCYE) Medium adalah medium khusus untuk isolasi Legionella sp, yaitu bakteri yang dapat menybekan Legionella disease yaitu penyakit pneumonia yang dapat menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan baik.
Gambar Buffered Charcoal Yeast Extract (BCYE) Steril.
Medium Chrome Agar – Candida
Medium Chrom Agar adalah media kultur chromogenic yang selektif untuk deteksi dan identifikasi dugaan spesies Candida. Hasil. Hasil dapat diinterpretasikan setelah 20-48 jam inkubasi pada suhu 35-37 °C.
Penampakan koloni spesies Candida pada medium Chrom Agar:
a. Candida albicans : berwarna hijau
b. Candida glabrata : berwarna mauve
c. Candida tropicalis : berwarna biru
d. Candida krusei : berwarna pink, koloni fuzzy
Gambar koloni Candida albicans pada medium Chrom Agar, menunjukkan koloni yang berwarna hijau.
MRS Agar (de Man, Rogosa, and Sharpe) Medium
MRS Agaratau de Man Rogosa Sharpe agar (MRSA) merupakan medium pertumbuhan yang selektif terhadap bakteri Lactobacillus sp.
Gambar MRS Agar (de Man, Rogosa, and Sharpe) Medium Steril
Bifidobacterium Agar, Modified
Bifidobacterium Agar, Modified adalah medium yang digunakan untuk isolasi dan penentuan kuantitatif spesies Bifidobacterium dari spesimen tinja pasien yang menderita diare kronis dan gangguan pencernaan lainnya.
Gambar Bifidobacterium Agar Modified Medium Steril